19.54
Ketika
musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan
tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak
bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak
dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya,
udara disana selalu dingin dan sejuk.
Benar, pelan-pelan dia
merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin
bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi. Terbawa oleh nafsu,
dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin
tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju.
Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah
tebal. Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa
riwayatnya telah tamat.
Dia merintih menyesali nasibnya.
Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau yang kebetulan lewat datang
menghampirinya. Namun si burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor
Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa
makhluk yang to lol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing
tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan
memaki-maki si Kerbau. Lagi-lagi si Kerbau tidak bicara, dia maju satu
langkah lagi, dan
mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung.
Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran
kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa dia akan mati karena tak bisa
bernapas.
Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju
yang membeku pada bulunya pelan-pelan meleleh oleh hangatnya kotoran
kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah.
Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas
puas-puasnya.
Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak
kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh
si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan
membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung.
Begitu bulunya bersih, si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia
mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.
Namun
apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita
bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si
Kucing.
***
Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran, diantaranya :
1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu-satunya ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang-kadang
bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula
sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap orang yang memberikan janji yang berlebihan.
(repost from:myquran.com)
Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena_NYA
0 komentar:
Posting Komentar
Budayakan Share ^_^